Rabu, 23 Januari 2008

ulasan pasar koreksi bursa tekan indeks

Bursa
Rabu, 23/01/2008
ULASAN PASAR
Koreksi bursa global tekan indeks
JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan hari kedua pekan ini terus melanjutkan koreksinya sebesar 7,7% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya.

IHSG anjlok 191,35 poin, tertekan ke level 2.294,52. Penurunan ini mengikuti pergerakan indeks bursa dunia termasuk regional Asia Pasifik yang turun dengan sangat drastis seperti Hang Seng yang terkoreksi 8,65%, Nikkei-225 5,65%, dan KOSPI 4,43%.

Pada penutupan sesi I perdagangan, IHSG ditutup di level 2.259,65, turun 226,23 poin yang berarti terkoreksi 9,10% hanya dalam waktu kurang dari 3 jam perdagangan dan koreksi ini, sekaligus merupakan catatan koreksi terburuk yang pernah dialami IHSG sepanjang sejarah bursa saham Indonesia.

Pelaku pasar dunia cenderung melepas kepemilikan saham mereka dan mengurangi komposisi portofolio di pasar saham, seiring tidak jelasnya perkembangan ekonomi AS dan ancaman resesi di negara tersebut yang hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan.

Ancaman likuiditas keuangan akibat krisis subprime mortgage menekan The Fed untuk menurunkan suku bunganya pada akhir bulan ini yang akan membuat investor berbondong-bondong keluar dari bursa saham AS untuk memburu aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi seperti obligasi mata uang lokal seperti SUN di Indonesia atau obligasi global tetapi tindakan tersebut tentu akan melemahkan dolar AS terhadap mata uang negara lain.

Dolar AS yang melemah semakin memperlemah daya beli publik AS dan menekan ekspor kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia ke AS.

Selain itu, ancaman resesi AS juga menekan harga minyak ke level US$86 per barel dan memengaruhi harga komoditas substitusi minyak seperti CPO yang akhirnya ikut tertekan ke level US$945 per metrik ton atau turun 4% dari perdagangan sebelumnya.

Kondisi harga pasar CPO dunia ini memberikan sentimen negatif terhadap emiten CPO di BEI. Saham Astra Agro turun 8,2% ke posisi Rp27.000 dan saham Bakrie Sumatera Plantations melemah 12% ke posisi Rp2.050.

Oleh Harry Setiadi Utomo
Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Tidak ada komentar: