Minggu, 03 Februari 2008

pasar cipinang mulai tolak beras

Fokus Daerah
Senin, 04/02/2008

Pasar Cipinang mulai tolak beras

CIREBON: Ribuan ton beras menumpuk di beberapa pabrik usaha penggilingan beras di Kabupaten Cirebon menyusul adanya penolakan pembelian oleh pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.

Penolakan pembelian beras itu terjadi sejak sebulan terakhir yang menyebabkan sejumlah penggilingan di Kabupaten Cirebon terhenti dan pengusaha beras menjadi kebingungan. Selain itu petani juga mulai merasakan imbas penolakan beras dari Pasar Induk Cipinang tersebut.

Sumarno, pengusaha beras dan pemilik penggilingan di Desa Bakung Lor Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon mengatakan biasa melakukan pengiriman sebanyak 20 ton beras perhari, namun kini beras yang sudah digiling menumpuk di gudang karena tidak diterima di Jakarta.

"Cipinang tidak mau membeli, kalaupun membeli jumlahnya sedikit sekali. Akhirnya beras itu kini banyak yang menumpuk di gudang,"ujar Sumarno.

Kesulitan yang sama diungkapkan Suud (57), pemilik pabrik penggilingan beras di Desa Gegesik Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

Dia berharap kondisi itu cepat selesai dan pengusaha beras dapat menjual kembali ke Cipinang.

Tentang alasan penolakan beras asal Cirebon, keduanya mengungkapkan kemungkinan besar karena para pedagang beras di Pasar Cipinang Jakarta takut terkena razia, terkait dengan makin maraknya peredaran beras oplosan.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Kabupaten Cirebon Ali Effendi mengatakan di Kabupaten Cirebon terdapat sekitar 614 penggilingan beras. Dari jumlah itu sekitar 80% penggilingan kini tidak bisa berjalan karena ditolaknya beras asal Cirebon oleh pedagang beras di Pasar Induk Cipinang.

"Kami tengah berupaya mengurangi penumpukan beras di penggilingan dengan mencari pasar. Ini mungkin solusi yang harus dilakukan supaya hasil beras Cirebon tidak hanya mengandalkan pasar induk Cipinang,"ujar Ali.

Selama ini ketergantungan dengan pasar Induk Cipinang Jakarta membuat penjualan beras rentan terganggu sehingga perlu adanya daerah penampung selain Jakarta supaya usaha penggilingan beras tetap berjalan meski ditolak Jakarta.

Bupati Cirebon Dedi Supardi berharap kondisi yang dihadapi pengusaha penggilingan beras dan petani dapat pulih kembali seperti semula.

"Saya mengetahui kondisi itu. Kami sedang mengupayakan agar pengusaha beras bisa berjalan lagi dengan menjual berasnya bukan hanya ke Cipinang,Mudah-mudahan kondisi ini cepat pulih lagi," ujar Dedi.

Masalah yang dihadapi usaha penggilingan beras dan pengusaha beras berawal ketika Polda Metro Jaya melakukan razia terhadap peredaran beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, beberapa waktu lalu. (k41)

Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: