Kisah Sukses | ||||||||||||||||
Minggu, 03/08/2008 | ||||||||||||||||
Niken Rachmad Nothing to loose | ||||||||||||||||
Banyak cinta ditujukan Niken Rachmad untuk dunia komunikasi. Jalan hidup dan kesempatan yang terbuka lebar membawanya terjun ke dunia tersebut. Direktur Komunikasi PT HM Sampoerna Tbk ini sedari dulu memang banyak berkecimpung dalam hal pembentukan citra khususnya citra korporasi. Padahal, bidang yang digeluti sekarang jauh melenceng dari ilmu yang ditimbanya di bangku kuliah. Istri Kristiawan Rachmad ini lulusan jurusan Fisika Universitas Gadjah Mada. Dia menceburkan diri ke dunia komunikasi bukan tanpa alasan. Menurut dia, komunikasi memegang peran kunci dalam banyak hal, misalnya membantu perusahaan dalam memasarkan produk. Namun, komunikasi harus dipadukan dengan mawas diri, sehingga amat penting mengetahui keunggulan produk luar dalam, dan mencermati waktu. Pihak yang melepas ke pasaran juga harus bijak untuk memadukan berbagai hal tersebut ke dalam strategi pencitraan. "Positioning sangat penting untuk membidik yang kita tuju." Dia menganalogikan hal ini ke dalam fenomena yang ada sekarang. Dalam pemikirannya, para tokoh yang yang akan melaju ke pemilihan umum harus menyadari bahwa target pemilih yang bisa disasar sangat luas. Mereka, menurut dia, harus pintar-pintar mewujudkan visinya ke depan melalui sarana yang pas. Untuk itu, peran pembentuk citra sangat diperlukan di sini. Di samping itu, bangsa ini juga harus lebih menguatkan posisi di mata dunia. Beragam kebudayaan harus lebih diperkenalkan di kancah internasional, sehingga masalah batik yang dipatenkan negara lain tidak menular ke kebudayaan Indonesia lainnya. Citra Sampoerna Di babak lain, Niken yang sudah 11 tahun bergabung di perseroan, bersama tim berhasil melambungkan citra Sampoerna menjadi perusahaan yang bertanggung jawab. Dia bilang butuh sekitar sembilan tahun untuk mewujudkan citra tersebut, sejak Sampoerna melangkah menjadi perusahaan terbuka pada 1991. Dulu banyak orang menganggap Sampoerna perusahaan besar dan kaya, hanya sebatas itu. Perseroan tidak mau hanya dikenal sebatas itu, maka Niken dan tim pun bekerja keras merubah dan pada akhirnya berhasil, klaimnya. Menjadi Direktur Komunikasi perusahaan terbuka menurutnya amat sulit sekaligus menantang. Dengan sekuat tenaga komunikasi perusahaan dijaganya selalu transparan, baik yang mengalir ke pemangku kepentingan, pemegang saham, maupun media massa. "Kalau ada kerugian kami terbuka, kami juga menjelaskan bahwa mengembalikan keadaan memerlukan waktu. Kami selalu membuka diri kepada semua pihak yang ingin menanyakan," katanya. Ibu dua anak ini belajar banyak dari pengalamannya saat menjadi konsultan dan kiprah di dunia jurnalistik dan humas dalam mengelola arus komunikasi perusahaan sebesar Sampoerna. "Pengalaman adalah guru yang paling baik, itu mematangkan saya." Bisa dibilang Niken kenyang pengalaman di dunia jurnalistik dan humas. Karier jurnalistiknya cukup lama. Dia sempat menjadi jurnalis dan penyiar ABC Australia selama dua tahun dan tiga tahun di Voice of America - Washington DC. Dia sangat menikmati profesi jurnalisnya. Sebagai jurnalis dia bisa menceritakan semua kejadian yang dia liput ke seluruh dunia. Itu salah satu momentum yang paling membanggakannya, menjadi jurnalis di negeri orang, sementara belum banyak orang Indonesia yang melakoninya saat itu. Sekembali ke Indonesia pada 1974, banyak kawan Niken berprofesi di dunia periklanan. Dia pun tidak mau melepas kesempatan untuk mencoba, lantas dia dan beberapa teman membuat divisi humas guna membantu klien menangkal isu negatif. Seterusnya dia aktif di dunia humas, dan sempat dua tahun menjabat Kepala Divisi Kreatif PT Citra Lintas Indonesia. Tidak hanya itu, dia pernah memegang jabatan penting sebagai Managing Director Indo-Ad Public Relations selama delapan tahun hingga akhirnya berlabuh di Sampoerna. "Saya sempat bertanya apakah humas cocok dengan apa yang saya mau, tetapi saya coba jalani dengan nothing to loose. Hasilnya semua berjalan lancar." Semuanya dipelajari secara otodidak, dan Niken belajar sedikit-sedikit. Sebagai contoh, pada 1980-an dirinya belajar menyelenggarakan ajang promosi produk baru. Dengan bermunculan beragam kegiatan, fungsi humas menjadi amat penting. Seiring waktu mulai bermunculaan tokoh humas dan konsultan di bidang komunikasi. Dunia komunikasi mulai menggeliat sejak dua dekade belakangan, Niken beruntung menjadi salah satu pionir bidang tersebut. Komunikasi berkembang pesat sebagai ilmu dan aplikasi sejalan dengan besarnya kebutuhan akan pencitraan yang canggih dan strategis di Tanah Air.(redaksi@bisnis.co.id) Noerma Komalasari |
Senin, 04 Agustus 2008
Niken Rachmad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar