Senin, 04 Agustus 2008

Cash management untuk bisnis dan pengusaha

PT Bank Pan Indonesia Tbk
Cash management untuk bisnis dan pengusaha
Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta sesak dengan manusia. Mukmin Ali Gunawan, Chairperson Panin Group tampak sibuk menebar senyum kepada para undangan yang berdatangan. Tampak mitra aliansinya, Managing Director Asia Pacific ANZ Banking Group Alex Thursby.

Panin dan ANZ sudah 13 tahun bermitra. Bank terbesar di Australia itu memiliki 30% saham PT Bank Panin Indonesia Tbk. Persekutuan pertama terjadi saat keduanya juga mendirikan PT ANZ Panin Bank, sebuah bank campuran di mana ANZ mengendalikan 85% saham.

Namun, hajatan pada malam itu, Kamis 17 Juli, bukan soal aliansi mendirikan bank lagi. Bank Panin hendak memperkenalkan PaninCashManagement, solusi pengelolaan keuangan untuk bisnis ataupun individu pengusaha. Kehadiran ANZ, tentu bisa mendongkrak pamor acara.

Manajemen bank terbesar ketujuh tersebut, mengundang hampir seluruh nasabah utamanya. Konon, 3.000 undangan disebar, doorprize berupa emas batangan disiapkan. Ini memang soal bisnis, tak salah apabila pemanis dibubuhkan agar tampak memikat.

Dari sisi produk, cash management sebenarnya bukan mainan baru bagi perbankan. Namun, melalui relasi baiknya dengan ANZ ditambah jaringan kantor yang luas, Bank Panin yakin bisa memberikan 'rasa layanan berbeda' dibandingkan dengan lembaga keuangan sejenis yang lebih dahulu menggarap bisnis ini.

Seperti kata Direktur Ritel Bank Panin Ken Ng, layanan cash management dikemas secara khusus dalam rangka membantu nasabah mengelola arus kas dan arus informasi transaksi keuangan. "Dengan didukung lebih dari 300 jaringan, PaninCashManagement otomatis bisa melayani perusahaan ataupun invididu pengusaha di berbagai wilayah Tanah Air," tuturnya, berpromosi.

Apabila membalik memori, aksi Bank Panin memberikan layanan cash management ini adalah buntut transformasi perusahaan dalam 10 tahun terakhir. Setelah sempoyongan akibat krisis ekonomi pada 1998, bank ini banting setir untuk mulai melakukan diversifikasi usaha dengan memperkecil bisnis korporasi dan memperbesar sektor komersial dan ritel.

Bisnis komersial, misalnya, kini telah menggelembung dan mengontribusi 40% kredit bank tersebut. Bisa dipastikan, Bank Panin memiliki basis nasabah yang lebih besar, dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya yang berkutat di sektor korporasi.

Solusi finansial

Ken mengakui untuk saat ini target utama penjualan produk cash management adalah nasabah existing sebelum ekspansi mengejar nasabah baru. "Kami ingin menyediakan satu paket solusi finansial yang komplet, platform terintegrasi dan aman, keandalan serta ketepatan, risiko yang minimal, serta administrasi yang rapi."

Pilihan untuk menjadikan nasabah kredit sebagai sasaran nasabah cash management sangat masuk akal. Ibaratnya seperti berburu di kebun binatang, bank hanya memerlukan energi yang minimal untuk mendapatkan hasil optimal. Tinggal dipilih.

Strategi ini sebenarnya bukan monopoli Bank Panin. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, misalnya, secara terang-terangan menyatakan akan mengejar 35 juta nasabahnya saat mulai menjalankan bisnis kartu kredit. Menjaring nasabah baru? Tentu saja tetap bisa dilakukan secara paralel.

Menurut Ken, kebutuhan sebuah perusahaan ataupun pengusaha untuk mengelola keuangan secara efisien dan mudah kini tak bisa ditawar lagi. Dinamika bisnis juga menuntut segala macam transaksi diselesaikan lebih cepat, karena detik demi detik sangat berharga.

Urusan transaksi bisnis juga tidak sebatas payroll, menyelesaikan pembelian barang jasa, penerimaan kas hingga pembayaran internasional dan domestik. Perusahaan dan pengusaha kini juga membutuhkan solusi investasi tingkat lanjut untuk dana-dana idle mereka.

Sedikitnya enam fasilitas kini telah tersedia dalam PaninCashManagement yakni Account Payable Management, Account Receivable Management, Payroll, Cash Pick Up & Delivery Services, Liquidity Management, dan Delivery Channels.

Account Payable Management, misalnya, tersedia untuk mengatur pembayaran utang-utang nasabah dengan berbagai fasilitas seperti pindah buku, pembayaran domestik dan internasional, serta melalui cek.

agi nasabah yang memerlukan pengelolaan likuiditas tersedia dua solusi mumpuni yakni sweeping/cash concentration dan investasi. Menurut Ken, sweeping cocok bagi perusahaan yang memiliki banyak cabang dan banyak rekening untuk kemudian disatukan dalam sebuah rekening induk.

Untuk investasi, Bank Panin bersedia memfasilitasi nasabah dalam memilih berbagai instrumen terbaik. Nasabah juga bisa memilih jangka waktu investasi yang sesuai. Misalnya, dana baru akan digunakan satu bulan ke depan, maka dalam periode tersebut investasi dilakukan.

Satu hal yang tak kalah penting dalam bisnis cash management adalah saluran distribusi (delivery channels), yakni jaringan yang digunakan untuk pelayanan. Saat ini tersedia, tujuh sistem saluran pelayanan yakni Bisnet Panin, Internet Panin, Mobile Panin, Call Panin, ATM Panin, dan -tentu saja-cabang.

Bank Panin telah berani memecah kebuntuan, dengan cara total terjun menekuni bisnis cash management. Kendati sedikit telat, belum tentu bank ini akan terus ketinggalan mengingat mereka punya jejak rekam mengesankan saat menapaki bisnis baru. (hery.trianto@bisnis.co.id)

Hery Trianto
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: