Kamis, 18 Oktober 2007

Imbal hasil reksa dana saham bakal tembus 50%

Halaman Depan Kamis, 18/10/2007

Imbal hasil reksa dana saham bakal tembus 50%

JAKARTA: Imbal hasil (return) reksa dana saham akhir tahun ini diperkirakan mencapai 50%, menyusul ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang akan melambungkan harga saham di bursa Jakarta dan regional.

Proyeksi return itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan imbal hasil akhir tahun lalu, sebesar 44,7% dari 28 produk reksa dana saham.

Analis reksa dana PT Infovesta Utama Rudiyanto mengatakan indikasi lonjakan pertumbuhan return itu terlihat dari data reksa dana saham tahun berjalan (year to date) per 11 Oktober, yang diikuti oleh peningkatan nilai aktiva bersih (NAB)-nya.

Sehari sebelum Idulfitri, seluruh produk reksa dana saham membukukan return rata-rata 37,95%, sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta tumbuh 46,12%.

"Dengan kondisi pasar saham yang cenderung bullish seperti sekarang, return reksa dana saham bisa melampaui perolehan tahun lalu. Masih ada potensi pertumbuhan imbal hasil 45%-50% pada akhir 2007," tuturnya kepada Bisnis, kemarin.

Dalam tiga bulan terakhir ini, menurut Rudiyanto, investor melihat peluang tersebut dengan menggelontorkan lebih banyak investasi ke reksa dana saham, sehingga NAB reksa dana saham terdongkrak mendekati NAB reksa dana pendapatan tetap (fixed income).

Pada Oktober, NAB reksa dana saham berada di posisi Rp25,3 triliun. Angka ini mendekati NAB reksa dana pendapatan tetap yang mencapai Rp25,7 triliun.

Padahal, tiga bulan lalu NAB reksa dana saham masih Rp19 triliun (25,6% dari NAB industri reksa dana). Angka ini berada jauh di belakang aset reksa dana fixed income yang mencapai Rp27 triliun (37% dari total industri).

Pertumbuhan dana kelolaan reksa dana saham 2007 (Rp triliun)

Reksa dana pendapatan tetap

Reksa dana saham

31 Jun.

27,16

13,88

31 Jul.

27,02

18,82

31 Agt.

23,63

21,37

30 Sep.

23,74

24,18

08 Okt.

25,71

25,3

10 reksa dana saham dengan return terbesar

Produk

NAB/unit

Return setahun (%)

Makinta Mantap

4.438,1

154,3

Fortis Ekuitas

9.536,7

97,9

Pratama Saham

2.353,4

89

Dana Ekuitas Prima

2.393,8

78,6

Schroeder Dana Istimewa

2.859,3

75,5

Trim Kapital

4.894,9

75,4

Mandiri Investa Atraktif

2.927,9

74,9

Bahana Dana Prima

8.481,2

72,4

Manulife Dana Saham

6.434,6

72

Schroeder Dana Prestasi Plus

12.733,7

70,6

Sumber: Infovesta Utama

NAB reksa dana saham per September bahkan sempat menyentuh Rp24,2 triliun, melampaui NAB reksa dana fixed income yang berada di posisi Rp23,7 triliun. Itu merupakan rekor pertama dana kelolaan reksa dana berbasis saham melampaui nilai kelolaan reksa dana berbasis obligasi (surat utang).

"Jika kondisi pasar sesuai ekspektasi, saya perkirakan dana kelolaan reksa dana saham naik terus, karena kondisi sedang bagus. Suku bunga The Fed bulan depan diprediksi turun lagi," ujar Rudiyanto.

Apalagi, lanjutnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengeluarkan daftar efek syariah sebanyak 169 saham syariah yang diharapkan menambah instrumen efek sebagai portofolio investasi reksa dana saham syariah.

Dengan makin banyaknya efek syariah, instrumen investasi sebagai underlying asset produk ini pun kian beragam dan bisa menyerap lebih banyak dana investasi masyarakat.

Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) selama ini mengeluhkan minimnya instrumen investasi syariah yang menyebabkan dana kelolaan reksa dana syariah tidak bisa tumbuh mengejar kelolaan reksa dana konvensional.

"Dana kelolaan reksa dana syariah secara keseluruhan baru 1% dari total nilai aktiva bersih atau Rp800 miliar dari total kelolaan reksa dana Rp76 triliun," tutur Ketua APRDI Abiprayadi Rianto, belum lama ini.

Data pemodal

Pada perkembangan lain, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto mendukung upaya APRDI yang hendak menyusun data pemodal reksa dana lebih rinci guna mengetahui jumlah pasti investor.

Dalam waktu dekat, Djoko mengadakan koordinasi dengan APRDI menyangkut penyusunan data tersebut. "Kami belum mempunyai data pemodal reksa dana secara spesifik. Kalau memang APRDI mau membikin itu, ya bagus. Saya akan kontak mereka."

Djoko mengakui sejauh ini dia belum memiliki data rinci mengenai investor reksa dana. Yang dimiliki Bapepam-LK baru sebatas data investor umum, seperti dilaporkan pelaku industri. (arif.gunawan@bisnis.co.id)

Oleh Arif Gunawan S.
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: