Selasa, 18 Maret 2008

Menkeu : Risiko krisis di AS sangat serius

Halaman Depan
Selasa, 18/03/2008
Menkeu: Risiko krisis di AS sangat serius
JAKARTA: Risiko krisis ekonomi di Amerika Serikat dinilai sudah sangat serius dan dapat mengubah seluruh proyeksi pertumbuhan ekonomi di dunia, di AS sendiri, dan Asia, termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai situasi ini dapat membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 6,4% seperti yang diasumsikan dalam RAPBN-P 2008.

Dia mengatakan pengumuman penurunan suku bunga diskonto yang dilakukan bank sentral AS, pada Minggu, yang merupakan hari libur, menggambarkan ancaman terhadap ekonomi AS sangat serius.

"Pertumbuhan 6,4% dengan risiko ke bawah lebih besar daripada risiko netralnya," katanya, saat rapat kerja dengan DPR, kemarin.

Dalam kondisi seperti ini, potensi terjadinya lonjakan harga produk di pasar akan sangat besar. Kenaikan harga ini terutama berpotensi terhadap barang-barang yang tidak diproteksi pemerintah. "Ini sedikit banyak akan menggerus daya beli masyarakat."

Bisa membengkak

Menkeu juga merujuk prediksi sejumlah kalangan memperkirakan kerugian sektor keuangan AS akibat subprime mortgage bisa mencapai Rp1.000 triliun dan jumlah ini bisa membengkak hingga Rp3.000 triliun. Padahal, angka perkiraan itu menggunakan asumsi paling pesimistis. Jika ini terjadi, krisis subprime telah mencapai 30% dari total produk domestik bruto AS yang mencapai Rp12.000 triliun.

Menghadapi situasi yang serba tidak pasti ini, lanjut Menkeu, pemerintah melihat perlunya melanjutkan penyusunan APBN-P dengan menggunakan asumsi-asumsi yang pasti untuk memudahkan pengelolaan.

Dalam pembahasan RAPBN-P 2008 dengan Panja Asumsi dan Penerimaan Panitia Anggaran DPR, pertumbuhan ekonomi disepakati 6,4%. Dalam APBN 2008, pemerintah mematok pertumbuhan 6,8%. (ahmad.muhibbuddin@bisnis.co.id)

Oleh Ahmad Muhibbuddin
Bisnis Indonesia

Ingin jadi entrepreneur : Jawab dulu 7 pertanyaan ini ?

Opini
Selasa, 18/03/2008
Ingin jadi entrepreneur?
Jawab dulu 7 pertanyaan ini
Saya bersyukur kepada Tuhan telah mengarungi samudra entrepreneurship selama lebih dari 50 tahun dengan modal dana awal yang dapat dikatakan nol. Modal utama saya pertolongan Tuhan dan kecakapan entrepreneurship.

Dalam perjalanan panjang ber-entrepreneurship saya pernah mengalami berbagai perjalanan berliku, naik turun, gagal dan juga berhasil.

Oleh karena itu saya merasa bangga bila kemudian E&Y, sebuah organisasi dunia memberikan penghargaan menjadi E&Y Indonesia Entrepreneur of The Year 2007 setelah meneliti perjalanan hidup saya dan prestasi yang pernah saya capai.

Saya simpulkan entrepreneurship mengubah masa depan manusia jadi lebih baik dan menciptakan kemakmuran, mengingat latar belakang saya sebelumnya sebagai anak yatim dari keluarga sangat sederhana.

Sekitar 2 tahun yang lalu ketika saya mencapai usia 75 tahun saya memutuskan untuk menyebarkan dan membagikan seluas mungkin kecakapan entrepreneurship kepada masyarakat melalui Yayasan Ciputra Entrepreneur.

Saya berkeyakinan kuat cita-cita kemakmuran Indonesia bukan sebuah mimpi di siang hari bolong asalkan kita lahirkan banyak entrepreneur-entrepreneur baru yang sukses. Melalui Yayasan Ciputra Entrepreneur saya ingin wariskan kepada masa depan bangsa Indonesia yang saya cintai semangat dan kecakapan entrepreneurship.

Dalam rangka tujuan itu saya menyusun sebuah panduan 7 pertanyaan penguji untuk mereka yang ingin jadi seorang entrepreneur yang sukses.

Pertanyaan 1: Apakah Anda sangat passionate untuk jadi seorang entrepreneur?

Kalau Anda ingin berhasil dalam entrepreneurship Anda harus memiliki keinginan yang sangat besar, semangat baja dan percaya diri untuk jadi entrepreneur. Tidak bisa iseng-iseng untuk jadi entrepreneur, motivasi iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangannya. Anda harus rela dan berani bekerja dengan jam yang panjang, mencoba hal yang baru, tetap berusaha walau ditolak dan diabaikan, mau belajar dari kegagalan dan sebagainya.

Pertanyaan 2: Apakah Anda melihat sebuah kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?

Kerap saya melihat banyak orang gagal dalam bisnis karena tidak melihat peluang secara kreatif. Mereka hanya meng-copy keberhasilan orang lain tanpa menambahkan nilai-nilai kreativitas ke dalam produknya.

Ada berapa banyak peluang itu sesungguhnya? Banyak sekali, tidak terhitung, masalahnya Anda harus melihatnya dengan kaca mata kreatif. Berapa banyak peluang yang Anda bisa lihat tergantung sejernih apa kaca mata kreativitas anda?

Inovatif

Pertanyaan 3: Apakah Anda memiliki sebuah produk inovatif yang ketika Anda tawarkan, prospek Anda tidak mampu mengatakan tidak?

Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah maksimum sedemikian rupa hingga konsumen tidak mampu mengatakan tidak ketika Anda menawarkannya.

Oleh karena itu verifikasi asumsi-asumsi anda, lakukan uji pasar dan perbarui terus ide Anda sampai anda yakin pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak ketika anda menawarkannya.

Pertanyaan 4: Apakah Anda memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?

Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu lebar-lebar kepada persaingan. Ja-ngan pernah masuk ke sebuah pasar tanpa memperhitungkan apa yang sedang dan akan dilakukan oleh pesaing. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih anda. Nasehat bisnis ini perlu anda pikir baik-baik, be better not behind, if you are not better be different. Kalau belum better dan belum different pekerjaan rumah anda belum selesai.

Pertanyaan 5: Apakah Anda tahu bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang ingin Anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?

Setelah Anda memastikan bahwa pelanggan dapat Anda capai dan bisa puaskan maka pihak selanjutnya yang Anda harus puaskan adalah pemegang saham dan karyawan perusahaan.

Mereka harus Anda layani dengan margin laba yang cukup untuk gaji dan dividen yang memuaskan. Oleh karena itu lakukanlah eksplorasi berbagai kemungkinan produksi yang termurah namun dengan kualitas yang terbaik.

Pertanyaan 6: Apakah Anda tahu bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru Anda dengan biaya termurah serta risiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat Anda da-patkan?

Ada berbagai cara untuk mendanai sebuah usaha baru dan ada beragam besar risiko yang bisa terjadi. Anda bisa meminjam uang dari keluarga, teman, tetangga atau dari bank. Anda bisa mengajak teman jadi pemegang saham atau mengundang modal ventura untuk ikut memulai usaha.

Setiap pilihan memiliki plus dan minus tersendiri, hasil akhir dan risiko yang berbeda. Oleh karena itu jangan hanya membuat sebuah model bisnis, kembangkan berbagai alternatif dan pilih yang terbaik.

Pertanyaan 7: Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, risiko gagal dan rugi? Tidak ada gading yang tak retak, tidak pernah ada rencana yang sempurna.

Dari pengalaman saya perubahan dapat terjadi kapan saja oleh karena itu penyesuaian-penyesuaian harus tetap dilakukan. Walaupun demikian risiko gagal atau rugi ataupun risiko malu karena gagal tetap ada. Lakukan kalkulasi sebelumnya dan pastikan Anda berani menghadapinya.

Oleh DR HC Ciputra
Pendiri Yayasan Ciputra Entrepreneur

Turbulensi financial global

Tajuk
Selasa, 18/03/2008
Turbulensi finansial global
Kondisi ekonomi dan finansial dunia makin parah. Di Tokyo, saham berjatuhan dan nilai tukar dolar AS terhadap yen melemah, mencapai di bawah 100 yen per US$. Ini kurs terendah dalam 12 tahun terakhir.

Dolar AS tidak hanya melemah drastis terhadap yen, tetapi hampir terhadap semua mata uang utama. Kalangan investor pun pesimistis dengan perekonomian AS, tempat krisis itu bermula.

Turbulensi dipicu oleh krisis subprime mortgages, yaitu skema utang untuk pembeli rumah berpendapatan rendah. Kredit perumahan berkualitas rendah itu menjadi penyebab kebangkrutan finansial banyak perusahaan sekuritas dan bank investasi.

Menanggapi hal itu, Chairman The Fed-bank sentral AS-Ben Bernanke menegaskan tidak dapat berbuat banyak untuk menolong keadaan.

Di Jepang sendiri, krisis finansial itu mengekori pergantian Toshihiko Fukui, gubernur bank sentral Jepang-Bank of Japan-yang jabatannya akan berakhir 19 Maret ini.

Seperti diketahui, kandidat yang diajukan PM Yasuo Fukuda, Toshiro Muto yang notabene deputi gubernur BoJ, ditolak oleh kaum oposisi di parlemen. Fukuda kini te-ngah mempertimbangkan untuk kembali mengajukan Muto atau mengajukan nama baru. Apa boleh buat, Fukuda harus meme-cahkan persoalan ini.

  • The Asahi Shimbun, 15 Maret
  • Manajemen Keuangan untuk si miskin

    Keuangan
    Selasa, 18/03/2008
    Manajemen keuangan untuk si miskin
    Kesabaran yang berlipat mungkin membantu Budi Soetjipto untuk menanti perubahan. Dia ingin tahu bagaimana pola pikir masyarakat miskin berganti soal pengaturan uang-setidaknya-dalam tiga tahun mendatang. Pelatihan digelar. Tujuannya sederhana, bagaimana cara menganggarkan uang dan menabung bagi mereka yang tergolong lemah finansial?

    "Mereka mungkin sudah tahu apa yang mereka inginkan," ujarnya. "Namun, tidak tahu bagaimana caranya."

    Budi adalah Kepala Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-UI) sejak 2005. Institusi tersebut bergerak pada jasa manajemen, penelitian dan pelatihan. Pada 2007, Citi Foundation-yayasan milik Citi, bank asal Amerika Serikat-memberikan dana sekitar US$45.000 untuk menggelar 'Financial Education for The Poor', dengan menggandeng LM-UI.

    Program pelatihan itu diberikan kepada karyawan BPR, lembaga keuangan mikro (LKM), koperasi serta organisasi independen yang bergerak di sektor bisnis mikro. Mereka akan kembali mengajarkan materi itu kepada nasabah dari segmen masyarakat miskin. Citi Foundation dan LM-UI sama-sama menginginkan perubahan yang lebih baik.

    Tujuan jangka pendek adalah bergantinya pola pikir. Tentu saja, dari si miskin untuk mengelola keuangannya, sedangkan peningkatan kesejahteraan, menjadi target berikutnya. "Ini butuh waktu yang tidak sebentar. Mungkin memerlukan tiga tahun-lima tahun untuk melihat itu," tutur Budi.

    Pada tahun lalu, modul pendidikan berisi soal menganggarkan uang (budgeting) dan menabung (saving). Pelatihan digelar di Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan 25 peserta dari BPR, LKM, koperasi dan organisasi independen dengan fokus usaha mikro. Citi pun tetap berkomitmen. Yayasan itu kembali menggelontorkan dana US$86.000 tahun ini untuk program serupa.

    Makin miskin

    Shariq Mukhtar, Country Business Manager Citibank N.A, mengatakan masyarakat miskin kini menjadi semakin miskin akibat kesulitan memperoleh uang. Mereka juga dinilai tidak mampu membayar kebutuhan lainnya. Untuk itulah manajemen keuangan harus dimiliki setiap orang, termasuk orang miskin.

    Data Biro Pusat Statistik pada tahun lalu terdapat 37,17 juta orang Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini relatif menurun dibandingkan dengan 2006 yang mencapai 39 juta orang.

    Pendidikan pada 2008 akan menjangkau lebih banyak kota di luar Jawa, yaitu Denpasar, Bali, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Tiga kota lainnya akan digelar di Pulau Sumatra. Program itu akan dilakukan pada Juni-Agustus 2008 dengan modul pelatihan serupa, yaitu anggaran keuangan dan menabung.

    Budi pun melakukan standardisasi bagi para pelatih. Selain itu, buku panduan dibuat agar tak cepat lupa. LM-UI juga terbuka untuk menerima pertanyaan dari peserta pendidikan. Efektivitas program, paparnya, paling tidak bisa dilihat keberanian masyarakat miskin meminjam uang di lembaga keuangan.

    Bagaimana dukungan Bank Indonesia?

    Ketut Sanjaya, Direktur Direktorat Pengawasan Bank 2 membacakan sambutan Muliaman Hadad, Deputi Gubernur BI yang berhalangan hadir di acara peluncuran program itu. Bank sentral berharap program tersebut membantu masyarakat untuk membelanjakan uang secara bijak dan ditabung. Sementara perbankan, ungkap dia, diharapkan tak hanya melayani warga kaya. Ini yang disebutnya 'keseimbangan'.

    "Salah satu pilar perbankan adalah memberikan edukasi bagi nasabah," tegas Ketut. "Ini untuk jembatan nasabah-bank agar tidak terjadi eksploitasi."

    Kesuksesan itu tak hanya ditunggu LM-UI dan Citi. Susi Yulinda, Koordinator LSM Pendampingan Masyarakat Miskin di Bandung, mengungkapkan organisasi tersebut melatih warga binaannya untuk bertransaksi simpan-pinjam.

    Ini dilakukan setelah mendapat pelatihan LM-UI. Namun Susi maklum, keberhasilan tak dapat dicapai dalam kurun waktu singkat. Sesingkat pelatihan yang berlangsung tiga hari.

    "Ini belum dapat dilihat," tuturnya. (19) (anugerah.perkasa@bisnis.co.id)

    Oleh Anugerah Perkasa
    Wartawan Bisnis Indonesia