Selasa, 18 Maret 2008

Manajemen Keuangan untuk si miskin

Keuangan
Selasa, 18/03/2008
Manajemen keuangan untuk si miskin
Kesabaran yang berlipat mungkin membantu Budi Soetjipto untuk menanti perubahan. Dia ingin tahu bagaimana pola pikir masyarakat miskin berganti soal pengaturan uang-setidaknya-dalam tiga tahun mendatang. Pelatihan digelar. Tujuannya sederhana, bagaimana cara menganggarkan uang dan menabung bagi mereka yang tergolong lemah finansial?

"Mereka mungkin sudah tahu apa yang mereka inginkan," ujarnya. "Namun, tidak tahu bagaimana caranya."

Budi adalah Kepala Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-UI) sejak 2005. Institusi tersebut bergerak pada jasa manajemen, penelitian dan pelatihan. Pada 2007, Citi Foundation-yayasan milik Citi, bank asal Amerika Serikat-memberikan dana sekitar US$45.000 untuk menggelar 'Financial Education for The Poor', dengan menggandeng LM-UI.

Program pelatihan itu diberikan kepada karyawan BPR, lembaga keuangan mikro (LKM), koperasi serta organisasi independen yang bergerak di sektor bisnis mikro. Mereka akan kembali mengajarkan materi itu kepada nasabah dari segmen masyarakat miskin. Citi Foundation dan LM-UI sama-sama menginginkan perubahan yang lebih baik.

Tujuan jangka pendek adalah bergantinya pola pikir. Tentu saja, dari si miskin untuk mengelola keuangannya, sedangkan peningkatan kesejahteraan, menjadi target berikutnya. "Ini butuh waktu yang tidak sebentar. Mungkin memerlukan tiga tahun-lima tahun untuk melihat itu," tutur Budi.

Pada tahun lalu, modul pendidikan berisi soal menganggarkan uang (budgeting) dan menabung (saving). Pelatihan digelar di Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan 25 peserta dari BPR, LKM, koperasi dan organisasi independen dengan fokus usaha mikro. Citi pun tetap berkomitmen. Yayasan itu kembali menggelontorkan dana US$86.000 tahun ini untuk program serupa.

Makin miskin

Shariq Mukhtar, Country Business Manager Citibank N.A, mengatakan masyarakat miskin kini menjadi semakin miskin akibat kesulitan memperoleh uang. Mereka juga dinilai tidak mampu membayar kebutuhan lainnya. Untuk itulah manajemen keuangan harus dimiliki setiap orang, termasuk orang miskin.

Data Biro Pusat Statistik pada tahun lalu terdapat 37,17 juta orang Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini relatif menurun dibandingkan dengan 2006 yang mencapai 39 juta orang.

Pendidikan pada 2008 akan menjangkau lebih banyak kota di luar Jawa, yaitu Denpasar, Bali, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Tiga kota lainnya akan digelar di Pulau Sumatra. Program itu akan dilakukan pada Juni-Agustus 2008 dengan modul pelatihan serupa, yaitu anggaran keuangan dan menabung.

Budi pun melakukan standardisasi bagi para pelatih. Selain itu, buku panduan dibuat agar tak cepat lupa. LM-UI juga terbuka untuk menerima pertanyaan dari peserta pendidikan. Efektivitas program, paparnya, paling tidak bisa dilihat keberanian masyarakat miskin meminjam uang di lembaga keuangan.

Bagaimana dukungan Bank Indonesia?

Ketut Sanjaya, Direktur Direktorat Pengawasan Bank 2 membacakan sambutan Muliaman Hadad, Deputi Gubernur BI yang berhalangan hadir di acara peluncuran program itu. Bank sentral berharap program tersebut membantu masyarakat untuk membelanjakan uang secara bijak dan ditabung. Sementara perbankan, ungkap dia, diharapkan tak hanya melayani warga kaya. Ini yang disebutnya 'keseimbangan'.

"Salah satu pilar perbankan adalah memberikan edukasi bagi nasabah," tegas Ketut. "Ini untuk jembatan nasabah-bank agar tidak terjadi eksploitasi."

Kesuksesan itu tak hanya ditunggu LM-UI dan Citi. Susi Yulinda, Koordinator LSM Pendampingan Masyarakat Miskin di Bandung, mengungkapkan organisasi tersebut melatih warga binaannya untuk bertransaksi simpan-pinjam.

Ini dilakukan setelah mendapat pelatihan LM-UI. Namun Susi maklum, keberhasilan tak dapat dicapai dalam kurun waktu singkat. Sesingkat pelatihan yang berlangsung tiga hari.

"Ini belum dapat dilihat," tuturnya. (19) (anugerah.perkasa@bisnis.co.id)

Oleh Anugerah Perkasa
Wartawan Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: